Kamis, 02 Oktober 2014

KOMPONEN SISTEM STATER




Komponen motor starter atau dinamo starter mobil - Mesin mobil bekerja dengan empat langkah yaitu langkah masuk, langkah kompresi, langkah pembakaran dan langkah buang.

Diantara langkah-langkah tersebut, energi untuk menggerakkan mesin hanya dihasilkan dari langkah pembakaran.

Pada saat starting mesin, diperlukan daya putar awal dan langkah kompresi harus disuplai dari luar untuk memutar crankshaft. Pada saat tersebut diperlukan battery, starting motor, ignition switch dan wiring.

  
                                                    Motor stater tipe konvensional  
 
 
                 
 
 
Komponen-komponen dan fungsi komponen dinamo atau motor starter konvensional sebagai berikut:
Pole Core : sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan dari field coil.
Yoke  : sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup
Armature dan Shaft : merubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar
Brush : meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator.
Armature Brake : berfungsi untuk pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus yang terletak pada bagian belakang dari motor starter.
Drive lever atau sift lever : mendorong pinion gear kearah posisi berkaitan dengan roda penerus atau ring gear saat magnetic switch atau solenoid bekerja.
Starter Clutch : memindahkan momen puntir dari armature saft kepada roda penerus sehingga dapat berputar.
Magnetic Switch atau solenoid stater berfungsi menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke dan dari roda penerus serta untuk menghubungkan arus listrik dari aki menuju field coil, armatur dan ground untuk membuat motor starter berputar.
Gigi pinion atau pinion gear pada starting berfungsi meneruskan daya putar starter ke mesin dengan memutarkan ring gear.

 GEJALA - GEJALA PADA MOTOR STATER







Ketika mobil anda mogok, distarter cuma suaranya ngeden doank, coba ikuti langkah-langkah berikut ini gan . Gejala-gejala mobil sulit distarter sebagai berikut :
  1. Lampu indikator baterry (accu) dan oli pada dashboar  mati. 75% kemungkinan sekering (Fuse) soket putih dekat accu kotor/kendor atau malah sudah putus. kemungkinan lain adalah pull accu kotor atau kendor, atau mungkin strum accunya kurang. 
  2. Lampu indikator accu dan oli pada dashboard nyala merah redup ketika distarter, 90 % accu rusak atau kurang strum
  3. Terdengar suara "gemretek" berulang, 75 % accu anda rusak atau kurang strum. 20 % kepala accu kotor atau kabel ground anda sudah korosi
  4. Terdengar suara mesin berputar tetapi lemah seperti "ngek... ngek.... ngek...." 75% bushing starter aus sehingga angker starter sudah tidak dapat berputar pada sumbunya, maka putarannya menjadi sanagt berat. 10% ada kemungkinan mesin anda terlalu berat untuk diputar, misalnya terjadi kerusakan pada crankshaft , sistem timing, dll
  5. Terdengar suara "cek..." satu kali saja setiap kali memutar kunci kontak, 50% switch starter atau yang disebut magnetic switch sudah tidak berfungsi dengan baik. 40% kunci kontak anda kotor atau sudah aus, untuk mobil yang menggunakan relay pada starter, 40% itu ada pada relay starter
  6. Starter kadang dimulai dengan suara berat lalu enteng dan mesin hidup. Biasanya hal ini terjadi karena kesalahan penyetelan Fur dan Na pada delco
  7. Pagi hari tidak dapat distarter, pada siang hari starter lancar. 80% accu sudah soak, tidak dapat menyimpan setrum untuk waktu yang lama
  8. Saat pagi mudah distarter, jika sudah dipakai agak lama (panas) sulit distarter. 80% switch starter/magnetic switch anda rusak
  9. Saat distarter tidak ada reaksi sama sekali, tidak ada bunyi. 50% gulungan tembaga (Spool) hangus atau terbakar/ konslet. 45% relay starter atau kunci kontak bermasalah. Kadang hanya socket ke switch starter yang lepas
  10. Saat distarter terdengar suara dinamo starter berputar mendesing kencang "Sssing....." 80% bendix starter (pinion gear) anda aus
  11. Kadang bisa distarter kadang tidak, baik dalam keadaan panas maupun dingin, pagi atau malam. 75% Carbon Brush dinamo starter sudah pendek atau habis

cara kerja dinamo stater

PRINSIP KERJA DINAMO STATER


Prinsip kerja dinamo starter atau cara kerja dinamo starter untuk mobil bensin maupun mobil diesel adalah sama.
Gambar di bawah adalah sistem stater mobil dengan dengan cara menginjak pedal kopling, hal ini di maksudkan untuk mengingatkan kita sebagai pengendara agar tidak lupa pastikan bahwa sebelum stater mesin, gigi persneleng harus netral.
Agar mobil tidak langsung lari kalau saat stater kondisi gigi persneleng atau transmisi sedang masuk.Sistem diatas di maksudkan untuk kita yang punya kebiasaan parkir kendaraan dengan masukan gigi persneleng untuk membantu pengereman, kebiasaan yang tidak perlu di lakukan, kan sudah ada hand rem.
Diagram Kelistrikan Starter Mobil
Skema Sistem Starter dengan Switch Kopling
Berikut cara kerja motor stater Mobil secara umum:
Starter Pull in coil
Sambil perhatikan gambar di atas, saat starter switch atau kunci kontak posisi start  arah aliran arus terlihat gambar di bawah.
Aliran Arus listrik Saat Starter
Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan terminal “30” dengan terminal ” C ” jika arus listrik sampai ke ground.Artinya tidak ada jalur yang terputus antara Pull-in-coil sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan karbon brush habis ” karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature”, pull-in-coil tidak akan bekerja dan motor stater tidak akan berkerja.
Tanda untuk mobil dengan relay stater, hanya akan terdengar kontak relay stater terhubung saat stater tetapi dinamo stater atau motor starter  tidak bekerja, ini kalau karbon brush habis. Saat karbon brush habis maka arus listrik tidak mengalir dari pull in coil menuju ground,lihat gambar di atas (karbon brush berada di armature dan field coil).
Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever mendorong pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel, secara elektrikal berikut arah aliran arus listriknya.
Aliran Listrik Saat Starter berputar
Setelah kontak selenoid atau terminal “30” dan terminal “C” terhubung, pull-in-coil tidak bekerja lagi karena tegangan atau voltase antara terminal “50” dengan terminal “C” hampir sama.
Starter berputar
Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk menahan kontak untuk menghubungkan terminal “30” dan terminal “C” dan menahan gigi pinion yang memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.

Komponen sistem injeksi

   Komponen-komponen Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan menjadi 2 (dua) cara yaitu:
a)    Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris
b)   Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor
a)   Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (inline fuel injection pump)
 injeksi bahan bakar yang menggunakan pompa injeksi sebaris
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris seperti di atas, terdiri dari empat elemen pompa yang melayani empat buah silinder. Dengan demikian tiap silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu elemen pompa secara individual.
b)   Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai contoh sistem bahan bakar dengan pompa distributor
menunjukkan sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor tipe DPA dan gambar 10 adalah dengan pompa injeksi distributor tipe VE. Pompa injeksi distributor tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan, sedangkan pompa injeksi distributor tipe VE masih banyak digunakan Pompa injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga besar dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung (direct injection), sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel bertenaga menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan.
Berdasarkan gambar 8, gambar 9 dan gambar 10 di atas maka secara umum komponen-komponen injeksi bahan bakar mesin diesel adalah:
a)    Tangki bahan bakar (fuel tank)
b)   Saringan bahan bakar (fuel filter)
c)    Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
d)   Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
e)    Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines)
f)     Injektor (fuel injector)
g)   Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines)
Di samping komponen-komponen utama di atas, komponen sistem injeksi tambahan yang lain adalah:
h)   Pengatur kecepatan (governor)
i)     Pengatur untuk memajukan saat injeksi otomatis (advancer/automatic timer)
Komponen-komponen tersebut di atas terangkai menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan dan saling membantu dalam rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin dengan saat yang tepat dengan jumlah yang tepat pula.
a)   Tangki bahan bakar (fuel tank)
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan bakar. Tangki bahan bakar dibuat dengan berbagai ukuran dan tiap ukuran serta bentuk tangki tersebut dirancang untuk maksud persyaratan tertentu.
Kapasitas tangki tangki harus cukup untuk suatu jarak tempuh tertentu atau cukup untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu. Bentuk dan ukuran tangki tergantung pada ketersediaan tempat (space) serta kapasitas yang dikehendaki. Misalnya untuk ruang mesin yang panjang atau pendek, berbentuk bulat atau persegi.
Tangki bahan bakar harus tertutup untuk mencegah masuknya kotoran, namun demikian harus mempunyai lubang pernafasan (ventilation) dan untuk lubang pengisian bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah dipakai. Dengan demikian paling tidak harus ada tiga buah lubang, yaitu untuk mengisi, mengalirkan keluar dan lubang untuk mengeringkan (draining). Kadangkala terdapat lubang untuk saluran kebocoran bahan bakar (fuel overflow/fuel leak-off).
b)   Saringan bahan bakar (fuel filter)
Penyaringan bahan bakar mesin diesel sangat penting karena bahan bakar diesel cenderung tidak bersih baik dari kotoran partikel atau dari air, sedangkan elemen pompa injeksi dan injector dibuat presisi. Untuk memisahkan air dari bahan bakar digunakan juga water sedimenter yang bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang lebih besar daripada bahan bakarnya.
Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa maka dapat menyebabkan kerusakan pada elemen pompa karena korosi dan pengabutan menjadi terganggu.
Untuk mengetahui bahwa air yang berada dalam sedimenter telah banyak maka diketahui dari sistem lampu peringatan yang sirkit kelistrikannya
Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc) maka pelampung akan menghubungkan water switch (lead switch) dengan masa. Akibatnya arus listrik akan mengalir dari baterai ke lampu filter terus ke masa, akibantnya lampu filter akan menyala untuk member peringatan kepada pengendara bahwa air yang berada pada sedimenter perlu segera dikeluarkan. Konstruksi sedimenter dan bagian-bagiannya
Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu penyaringan bahan bakar, yaitu:
a)    Penyaring pada tangki (filter screen) atau pada pompa pemindah, yang berfungsi Manahan partikel besar,
b)   Penyaring primer (primary filter) berfungsi menyaring partikel-partikel kecil, dan
c)    Penyaring sekunder (secondary filter) berfungsi menyaring partikel yang lembut.
C)  Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
Pompa pemindah bahan bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan bakar dari tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke ruang pompa injeksi. Pompa ini dinamakan juga pompa pemberi (feed pump) atau pompa pencatu bahan bahan bakar (fuel supply pump) atau priming pump.
Pompa pemindah bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris
Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris adalah model pompa kerja tunggal (sigle acting) dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh poros nok pompa injeksi. Pompa pemindah ini dilengkapi dengan pompa tangan untuk membuang udara yang terdapat pada aliran bahan bakar sebelum mesin dihidupkan.
Bahan bakar di dalam pompa injeksi selamanya harus cukup, untuk itu perlu pengiriman bahan bakar ke pompa injeksi dengan tekanan tertentu. Bila tekanan rendah di bawah spesifikasi, elemen pompa tidak mampu memberikan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi. Oleh karena itu, tekanan pengisian harus di atas 1,8–2,2 kg/cm2 (2,56–3,11 psi).
Cara kerja pompa pemindah pada pompa injeksi sebaris
Pompa pemindah ini digerakkan oleh poros nok (1) sehingga piston (5) bergerak bolak-balik untuk mengisap dan menekan bahan bakar bila tekanan masih rendah. Bahan bakar yang diisap akan ditekan ke dalm pompa injeksi melalui saluran keluar (8) dan katup tekan (9) membuka sedangkan katup masuk (6) menutup. Bila poros nok tidak menekan tappet roller(2) maka katup tekan tetutup sedangkan katup isap terbuka terjadilah pengiapan. Jika tekanan bahan bakar telah melebihi spesifikasi maka tegangan pegas (7) tidak mampu mendorong piston. Akibatnya piston tidak bergerak dan pompa pemindah ini tidak bekerja lagi. Setelah tekanan turun maka pompa pemindah ini akan bekerja lagi.
Pompa pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi distributor
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi dengan penyaring bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja priming pump ini adalah sebagai berikut:
Tekan handle pompa diafragma ke bawah dan bahan bakar atau udara dalam ruang pompa akan akan membuka outlet check valve dan mengalir ke saringan bahan bakar. Pada saat yang sama inlet check valve akan menutup dan mencegah bahan bakar mengalir kembali.
Bila handle poma dibebaskan, tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula danmenimbulkan vakum di dalam ruang pompa. Hal tersebut menyebabkan inlet valve terbuka disebabkan adanya kevakuman dan bahann bakar akan mengalir ke dalam ruang pompa. Pada saat yang sama outlet valve akan menutup mencegah kembalinya aliran bahan bakar. Bekerjanya turun dan naik dengan berulangulang dan menyebabkan bahan bakar dikirim ke saringan bahan bakar
d)   Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang cukup melalui kerja elemen pompa. Seperti telah diuraikan di atas bahwa pompa injeksi bahan bakar berupa pompa injeksi sebaris (gambar 19) dan pompa injeksi distributor
1)   Pompa injeksi sebaris
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang bertenaga besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa melayani satu silinder mesin.
Gambar 21 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger) dan silinder (barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga celah antara plunyer dan silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol (control groove), adalah bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh sebuah lubang.
Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi. Gerakan bolak-balik ini sesuai dengan cara kerja sebagai berikut
(a)  Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di atas plunyer.
(b) Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke injector.
(c)  Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar terhenti.
(d) Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.
Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada gambar 24. Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan demikian plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm. Langkah ini disebut “prestroke” dan pengaturannya dapat dilakukan dengan menyetel baut pada tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi (injection timing) bahan bakar keluar pompa.

Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang berkaitan dengan control pinion yang diikatkan pada control sleeve. Control sleeve ini berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens) berkaitan dengan bagian bawah control sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan besarnya langkah efektif (Gambar 25). Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai dari tertutupnya lubang masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan lubang masuk. Langkah efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.
Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup penyalur (delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah bahan bakar dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer juga berfungsi mengisap bahan bakar dari ruang injector setelah penyemprotan Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin injektor akan menutup dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena untuk mencegah bahan bakar menetes yang dapat menyebabkan pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus pembakaran berikutnya.
(a)  Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari dudukan, dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel injeksi.
(b) Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup penyalur ke bawah, maka relief valve akan menutup hubungan antara ruang penyalur dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan masuk ke dalam sampai dudukan bersentuhan dengan body mencegah menurunnya katup.
2)   Pompa injeksi distributor (VE)
Pompa injeksi distributor tipe VE ini dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan membagi pemberian bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
Kelebihan pompa injeksi distributor tipe VE adalah:(a) Kompak dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponenkomponennya sedikit jumlahnya, (b) mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi, (c) seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar, (d) mudah dalam menghidupkan mesin, (e) putaran idle yang stabil, (f) pelumasan dengan bahan bakar sendiri, (g) mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, (h) dilengkapi dngen solenoid penghenti bahan bakar, (i) alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik, dan (j) konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin berputar balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder.
Pompa injeksi distributor terdiri dari komponen komponen:
(a)  Pompa pemberi (feed pump) tipe sudu rotary yang mengalirkan bahan bakar dari tangki ke dalam rumah pompa injeksi,
(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump (pressure regulating valve)
(c)  Katup pelimpah (overflow) untuk menyalurkan kelebihan bahan bakar dari pompa ke tangki.
(d) Plat nok (cam plate) yang digerakkan oleh poros pompa (drive shaft) yang menggerakkan plunyer dalam bentuk berputar dan bolak-balik, karena plunyer bersatu dengan cam plate
(e)  Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(f)   Pewaktu otomatis (automatic timer) yang mengatur saat injeksi (injection timing) yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
(g) Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk menutup aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
(h) Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam pipa tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa bahan bakar dari injector pad akhir injeksi.
Komponen-komponen di atas dijelaskan sebagai berikut:
(a)  Pompa pemberi (feed pump), Gambar 28
Pompa pemberi tipe rotari ini berada dalam pompa injeksi yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam rumah pompa melalui sedimenter dan filter. Pompa pemberi ini digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft) dan selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar akibat gaya sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa.
Besarnya tekanan bahan bakar pada pompa pemberi
ditentukan oleh tekanan pegas pada piston katup pengatur ini,
sedangkan piston tertekan oleh tekanan bahan bakar. Bila
kecepatan pompa bertambah maka bertambah pula tekanan
bahan bakarnya.
(c)  Plunyer dan plat nok 
Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi bahan bakar distributor tipe VE melalui kerja komponen-komponen yang dapat dilihat pada gambar 30 di bawah ini.
Pertautan                    antara                                         komponen-komponen             utama                                   pada
gambar 30 di atas dijelaskan sebagai berikut:
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros
penggerak (drive shaft). Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua
buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok mempunyai 4
buah muka nok (cam face), yang bila berputar muka nok
berada di atas roller dan plunyer bergerak maju, sehingga bila
plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer bergerak
4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder
setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak
bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction
groove) dan satu lubang distribusi (distribution port). Dengan
demikian pada silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi
(distribution passage). Pengisapan terjadi bila salah satu alur
pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan
bakar berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah
satu dari 4 saluran distribusi.
Proses penyaluran bahan bakar terdiri dari pengisapan
(suction),    penyaluran          (delivery),          akhir         penekanan
(termination),    dan          penyamaan          tekanan          (pressure
equalization).
Pada pompa injeksi distributor tipe VE ini dilengkapi
dengan penutup aliran bahan bakar ke pompa yang disebut
dengan fuel cut-off solenoid. Lihat gambar 35. Bila kunci
kontak diputar ke posisi ON maka katup solenoid akan tertarik
oleh kemagnitan sehingga saluran isap akan terbuka (gambar
35a). Bila kuncikontak diputar ke arah OFF maka kemagnitan
pada solenoid hilang dan katup solenoid akan menutup saluran bahan bakar ke elemen pompa
d) Injektor Bahan bakar (fuel injector)
Injektor     bahan     bakar     kadangkala     disebut     juga
dengan pengabut atau ada yang menyebut dengan nosel
(nozzle). Disebut injector karena tugas dari komponen ini
adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan
bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut,
sedangkan disebut nosel karena ujung komponen ini luas
penampangnya makin mengecil.
Secara garis besar nosel injeksi dapat diklasifikasikan
ke dalam 2 tipe yaitu:
(1) tipe lubang (hole type), dan
(2) tipe pin (pin type)
(
 
Tipe lubang terdapat dalam 2 jenis yaitu: (a) lubang satu
(single hole type) dan, dan (b) lubang banyak multiple
hole type).
Tipe pin terdapat dalam 2 jenis yaitu: (a) tipe throttle
(throttle type), dan (b) tipe pintle (pintle type). 
Tipe nosel injeksi sangat menentukan bagi proses
pembakaran dan bentuk ruang bakar. Tipe lubang banyak
pada umumnya digunakan untuk mesin diesel dengan
injeksi langsung (direct injection), sedangkan tipe pin pada
umumnya digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai
ruang bakar muka (precombustion chamber) dan ruang
bakar pusar (swirl chamber).
Kebanyakan nosel injeksi model pin adalah yang berjenis
throttle yang pada saat permulaan injeksi jumlah bahan
bakar yang ditekan ke dalam ruang bakar muka hanya
sedikit, tetapi pada akhir injeksi jumlah bahan bakar
semakin banyak. Kerja nosel injeksi tipe pin 
Nosel injeksi ditempatkan pada mesin diesel dengan
pemegang nosel (nozzle holder) yang dapat menentukan
jumlah bahan bakar dan mengatur tekanan injeksi. Pada
gambar 38 ditunjukkan konstruksi nosel injeksi. Jarum
nosel ditahan oleh pena tekanan (pressure pin) dan pegas
tekan (pressure spring) yang dapat diatur oleh sekrup
penyetel (adjusting screw) sehingga membukanya nosel injeksi dapat diatur.